Langsung ke konten utama

Postingan

PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MEMBENTUK SIKAP NASIONALISME: STUDI KITAB ‘IZOTUN NASYI’IN KARYA SYAIKH MUSTHOFA AL-GHALAYAINI

       Pendidikan memiliki peran penting di dunia ini bahkan berpengaruh besar dalam proses perkembangan kehidupan manusia. Oleh karena itu pendidikan dalam kehidupan manusia menjadi kebutuhan penting yang bersifat mutlak, baik secara personal, keluarga, masyarakat, serta bangsa dan negara. Sistem pendidikan jika dilaksanakan secara optimal dan menyeluruh maka akan mencapai suatu kemajuan yang telah diharapkan, begitu sebaliknya bilamana dalam proses pendidikan tidak dijalankan secara optimal maka sulit untuk mencapai kemajuan atas apa yang diharapkan. [1]        Para pendidik diharapkan membekali peserta didiknya dengan akhlak, karakter, nasionalisme, dan pola pikir yang sejalan terhadap tuntunan Islam, itu adalah langkah yang sangat relevan untuk menjawab tantangan di era yang berkembang pesat seperti saat ini. Tujuannya adalah agar manusia memiliki kepribadian yang kuat, sehingga tidak sampai terjerumus ke jalan yang salah, karena m...
Postingan terbaru

Lap Bekas Muntahan

  Abdullah Hamdani Husain Untuk seorang kawan, A.   “Lihat aku! Dengarkan aku! Tidak ada yang melihat dan mendengarku. Hanya ada diriku sendiri.” Dia merasa sesak. Alat bantu pernafasan yang melekat pada wajahnya membungkam hidung dan mulutnya. Meskipun itu adalah kunci baginya untuk tetap hidup, dia merasa itu adalah belenggu yang memaksanya merasakan sesuatu yang seharusnya begitu alami tapi juga menyengsarakan. “Bernafas adalah kegiatan yang menyakitkan,” bisiknya dalam hati, tatapannya kosong menghadap langit-langit. Dia bertanya pada dirinya sendiri, mempertanyakan arti hidup saat itu. Alat pernafasan terus bekerja tanpa ampun, memaksanya untuk menghirup dan menghembuskan udara meskipun rasanya seperti menusuk hatinya.   “Tapi, kalau tidak melakukannya aku tidak akan bisa bertahan hidup. Apakah hidup itu semerepotkan ini?” batin gadis itu, dengan perasaan yang campur aduk. "Apa surga itu tempat aku bisa bernafas dengan bebas?” Dia menghela nafas dalam-d...

Komir Bertemu Nabi

  Badra D. Ahmad Apakah kalian percaya jika kuceritakan seorang tua berumur tujuh puluh tahunan yang mudanya adalah preman dan sekarang sedang mencari bagaimana caranya bertemu Rasulullah? Cerita ini kudapatkan dari kiai Hasan, seorang kiai yang mengasingkan diri selama bertahun-tahun, yang kakaknya merupakan kiai besar suatu pesantren. Beberapa kiai menganggap bahwa Kiai Hasan mengambil “jalan” yang berbeda. Tapi hal itu tidak membuatku ragu sedikitpun. Karena beliau merupakan kakak kelasku sewaktu mondok dulu. Di sini, Jombang, aku adalah menjadi perantaranya dengan dunia luar. Kehidupannya yang selalu di dalam sebuah gubuk yang berasal dari kayu jati itu, mengharuskan seseorang abdi yang bisa membantunya berinteraksi dengan luar gubuk. Aku menjadi tangan dan kaki kiai Hasan. “Lalu sekarang di mana orangnya, kiai?” “Dia sedang berjalan kaki menuju jawa barat, kusuruh dia untuk berziarah ke Syeikh Syarif Hidayatullah. Aku tadi jamaah bersamanya di masjid Maulana Ibrahim. S...

Bianglala

Luluk Minatul Maula Aku selalu suka keramaian meski di sana harus sendirian. Alih-alih merasa bingung, justru kedamaian yang kurasa. Dengan hiruk-pikuk kendaraan, kebisingan suaranya, dan semua bentuk kepadatan itu, menyenangkan bagiku. Terkadang, semua itu kutemukan saat duduk di bangku taman dengan orang asing bermodal senyum dan anggukan, atau ketika naik komedi putar dan melambaikan tangan seolah punya kenalan, atau mengunjungi food court berbekal segelas es teh tawar untuk diam selama berjam-jam. Aku cukup berani melakukan semua itu sendiri sampai sebuah cerita mampir dan menjadi memo dalam hidupku. Meski kamu baik-baik saja setelah kehilangan, sebenarnya dapat kamu pertahankan jika kamu tidak sendirian. *** “Aku ke pasar malam dan akan pulang sebelum lampu mati, tolong sampaikan kalau perlu.”  Gadis bertubuh kecil itu berucap lirih pada adiknya di ruang tamu sambil mengenakan kaos kaki, mengambil sandal yang hampir putus saking lamanya terpakai, kemudian bangkit,...